Mereka yang mengonsumsi lebih banyak teh chamomile dalam waktu lama, jarang mengalami pertumbuhan tumor jinak atau keganasan tiroid.
Konsumsi teh herbal nampaknya bisa dimasukkan dalam asupan sehari-hari. Terlebih untuk teh chamomile. Selain memberi efek menenangkan, teh chamomile juga dapat membantu mengurangi risiko kanker tiroid.
Kesimpulan tersebut diperoleh dari studi yang dilakukan terhadap penduduk Athena, Yunani. Dari wawancara yang dilakukan oleh para periset terkait gaya hidup, kebiasaan makan dan minum, dijumpai bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak teh chamomile dalam waktu lama, jarang mengalami pertumbuhan tumor jinak atau keganasan tiroid.
“Studi ini memang tidak membuktikan teh mencegah kanker, tetapi menambah bukti yang menunjukkan manfaat kesehatan potensial dari diet Mediteranian yang mencakup banyak konsumsi ikan, sayur segar, lemak sehat, serta teh,” urai Dr. Athena Linos, peneliti kesehatan lingkungan dari Prolepsis, Yunani.
Mayoritas orang di Yunani, dikatakan Dr. Linos, menjalani diet Mediteranian. Relatif tidak banyak kasus kanker tiroid yang terjadi di Yunani bisa menunjukkan bahwa ada sesuatu dalam dietnya, seperti konsumsi teh, yang menjadi perbedaan ini.
Bersama koleganya, Dr. Linos kemudian melakukan studi atas tingkat kanker dan kebiasaan makan terhadap pasien kanker tiroid yang masuk ke rumah sakit di dua wilayah di Athena. Pasien tersebut dibandingkan dengan orang-orang sehat tanpa kanker tiroid atau memiliki penyakit lain yang tidak berkaitan serta pasien dengan tumor jinak tiroid.
Kepada mereka ditanyakan tentang riwayat kesehatan, diet dan gaya hidup, serta konsumsi alkohol, kopi, dan teh. Kemungkinan timbulnya kanker tiroid atau pertumbuhan tumor jinak trioid diperhitungkan berdasarkan konsumsi teh. Hasilnya dibandingkan untuk konsumsi teh harian dan mingguan.
Para periset menjumpai bahwa ketika konsumsi teh chamomile meningkat, kemungkinan munculnya keganasan tiroid menurun secara nyata. Mereka yang minum teh chamomile 2-6 kali seminggu, sekitar 70 persen cenderung jarang untuk mengalami keabnormalan tiroid. Sementara konsumsi rutin selama 30 tahun, risikonya turun hingga 80 persen.
Selain teh chamomile, para peneliti juga melihat hubungan antara kanker tiroid dengan konsumsi dua teh herbal populer lainnya di Yunani, yaitu teh sage dan teh campuran yang dikenal sebagai teh gunung. Meski menurunkan kemungkinan keganasan, hubungan kedua teh tersebut tidak sekuat seperti teh chamomile.
“Teh herbal, kemungkinan membantu melindungi terhadap kanker atau penyakit lain karena adanya komponen yang berkaitan dengan antioksidan dan khasiat antiinflamasi seperti polifenol dan flavonoid,” terang Dr. Betul Hatipoglu, endokrinolog di Cleveland Clinic, Ohio.
Namun tetap, gaya hidup menjadi hal menyeluruh yang perlu dipertimbangkan. Besar kemungkinan, mereka yang mengonsumsi teh herbal juga lebih aktif dan menyantap makanan lebih sehat.
Sumber: health.kompas.com